A. Fungsi Tari Seudati
Tari seudati
sendiri konon sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala di bagian Aceh pesisir
dengan nama tari ratoh atau ratoih, yakni sebuah tarian yang biasa dipentaskansebelum memulai acara sabung ayam, dan juga tari
yang dimainkan di malam bulan purnama untuk menyambut tibanya masa
panen. Pendeknya, tari ini memang pada awal perkembangannya
merupakan sebuah tarian untuk bersuka ria. Dalam ratoh tersebut, banyak
kisah dan cerita yang terkandung di dalamnya
dari kisah bahagia yang tercermin
dari gerakannya yang dinamis atau kadang begitu murung ketika bercerita tentangsebuah kesedihan. Pun begitu dengan narrator yang
mengiringi tarian ini. Semua kisahyang berbaur itu disampaikan dengan bahasa
Melayu dialek Aceh yang khas.Dengan demikian jelaslah bahwa tari seudati merupakan hasil dari akulturasi budaya pasca masuknya Islam ke Aceh. Semua istilah yang semula dari budayatempatan berubah dan diubah menjadi nama-nama
yang bernafaskan Islam. Istilah-istilah islam atau Arab itu tercermin dari
istilah Syeh yang berarti pemimpin, Samanyang berarti delapan, dan Syair yang
berarti nyayian Selain itu, syair-syair lagu pundipresentasikan dalam bahasa
Arab dan bahasa daerah dengan memuat pesan-pesandakwah, sehingga pada akhirnya tarian ini dijadikan sebagai media dakwah untuk mengembangkan
ajaran Islam. Tarian ini masih ada hingga sekarang, tetapi mengalami penambahan fungsi, yaitu sebagai media untuk menyampaikan informasi tentang perkembangan pemerintahan serta sebagai media hiburan. Dengan
demikian, di masa-masa awal
perkembangannya, tarian seudati berfungsi sebagai media dakwah. Namun,dalam
konteks kekinian, selain berfungsi sebagai hiburan, tarian ini juga
menyimbolkankekayaan budaya Aceh sekaligus sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan kepada rakyat. Tarian ini juga sering
dipertandingkan dikenal denganistilah
Seudati Tunang yang kadang-kadang berlangsung sampai menjelang subuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar